Selasa, 06 Desember 2016
Kamis, 01 Desember 2016
PLANTAE
PLANTAE
Plantae adalah organisme eukariotik,
multiseluler, autrotof, vaskuler, dan non vaskuler,
reproduksi
secara generatif dan vegetatif. Plantae meliputi tumbuhan lumut, tumbuhan paku
dan tumbuhan biji.
A. Lumut (Bryophyta)
Termasuk kormofita berspora, merupakan peralihan dari
Thalopyta ke Kormofita. Akar berupa rizoid berfungsi sebagai alat menempel dan
menyerap air dan garam mineral dari substratnya. Cara hidup, epifit (menempel
pada tumbuhan lain) atau epifit (menempel pada daun).
Daun mempunyai tulang tengah, terdiri dari satu atau
beberapa lapis sel. Belum memperlihatkan daging daun (mesofil). Dalam daun
terdapat jaringan asimilasi dan jaringan penyimpanan makanan.
Lumut mengalami metagenesis(pergiliran keturunan).
Berkembangbiak vegetatif dengan spora atau kucup, generatif dengan bersatunya
gamet jantan dan betina membentuk sporogonium yang menghasilkan spora haploid.
Lumut berguna bagi manusia karena dapat dijadikan obat hepatitis (radang
hati)misal Marchasntia polymorpha. Ada juga yang dipakai sebagai pengganti
kapas yaitu sphagnum.
B. Paku-pakuan (Pteridophyta)
Termasuk kormofita berspora, sudah dapat dibedakan akar,
batang, daun. Mempunyai pergiliran keturunan (metagenesis). Akar serabut, ujung
akar dilindungi kaliptra. Batang bercabang-cabang dan banyak daun. Struktur
dalam batang meliputi epidermis, kortex dan silinder pusat. Berkas angkut
tersusun konsentris (xilem dikelilingi floem). Daun ada yang kecil (mikrofil)
dan ada yang besar (makrofil). Sporangium terkumpul dalam sorus. Sorus
dilindungi selaput disebut indusium. Setiap
sporangium mempunyai anulus yyang
berupa sel mati dan merupakan mekanisme pengeluaran spora.
Tumbuhan paku dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu :
1.
Psilophytinae, berupa rambut-rambut sporangium
pada ujung-ujung cabang tak berdaun hampir punah, contoh : Psilotum nudum.
2.
Equisetinae, paku yang menghasilkan spora sama
besar, berupa rerumputan dengan batang beruas, sporofit diujung batang atau
cabang berkumpul membentuk badan seperti gada atau kerucut. Contoh : Equisetum
debile.
3.
Licopodinae, berupa rerumputan dengan daun kecil
tersusun rapat. Sporofit bentuk jantung, punya sporangium bentuk ginjal,
sebagian anggotanya termasuk paku heterospor. Contoh : Paku rane dan Paku
kawat.
4.
Felicinae, telah mempunyai makrofil (daun besar)
dengan tulang daun dan telah mempunyai daging daun (mesofil).
Contoh
: Aspidium filix-mas, Alsophilla glauca (paku tiang), Asplenium nidus (paku sarang burung),
Marsilea crenata (daun semanggi), Adiantum cuneatum (suplir).
Manfaat tumbuhan paku bagi
manusia :
1.
Untuk tanaman hias : paku sarang burung, paku
suplir (Adiantum sp.)
2.
Untuk obat-obatan : Dyopteris filix-mas.
Lycopodium clavatum
3.
Untuk sayuran : daun semanggi
4.
Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata
(bersimbiosis dengan Anabaena yang dapat mengikat N2 bebas).
C. Spermatophyta
Spermatophyta adalah tumbuhan berbiji,
karena kelompok ini mempunyai biji sebagai alat reproduksi generatif.
Biji merupakan hasil perkembangbiakan
secara generatif. Di dalam biji terdapat lembaga (embrio). Kormofita berbiji meliputi satu divisi,
dengan nama devisi :
1.
Spermatophyta, yaitu tumbuhan berbiji
2.
Antophyta, artinya tumbuhan berbunga
3.
Phanerogamae, artinya tumbuhan beralat kelamin
jelas/menempel
4.
Embryophyta siphonogamae, artinya tumbuhan
berlembaga (berembrio)
Ciri-ciri spermatophyta
a.
Menghasilkan biji yang di dalamnya terdapat
embrio
b.
Alat kelamin jantan dan betina terpisah
c.
Organ tubuh sudah lengkap, terdiri atas akar,
batang dan daun. Pada organ-organ tersebut terdapat jaringan yang kompleks,
misalnya jaringan parenkimia, jaringan pengangkut, jaringan penyokong, dan
lain-lain
d.
Sporofit merupakan tanaman utama, sedangkan
gametofitnya mengalami reduksi.
e.
Kandungan lembaganya terlindung di dalam ovula
yang setelah mengalami pembuahan (fertilisasi) akan berkembangbiak menjadi biji
Sumber : buku paket primagama.
Kamis, 24 November 2016
Aplikasi Bioteknologi Bidang Pertanian
Aplikasi Bioteknologi Bidang Pertanian
Contoh tumbuhan-tumbuhan transgenik lainnya yang telah berhasil dibuat adalah tumbuhan yang dapat melakukan pemupukan sendiri, tumbuhan yang tahan terhadap penyakit tertentu, dan tumbuhan yang dapat menghasilkan pestisida sendiri. Dalam hal pestisida atau pembasmian hama tumbuhan, bioteknologi juga telah berhasil mengembangkan pestisida alami dengan menggunakan makhluk hidup yang berperan sebagi agen pengendali secara alami atau disebut biological control agent. Misalnya, pada tumbuhan kubis yang sering diserang oleh hama berupa larva ulat Lepidoptera.
Dengan bantuan bioteknologi, larva Lepidoptera tersebut dapat dibasmi dengan menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis (Bt). Bakteri Bt secara alami menghasilkan racun bagi larva Lepidoptera, namun tidak berbahaya bagi makhluk hidup lain selain larva tersebut. Kini, bakteri Bt telah diproduksi dalam skala industri dan telah dipasarkan sebagai pestisida alami. Bahkan kini terdapat tumbuhan jagung yang telah disisipi gen bakteri Bt sehingga mampu menghasilkan pestisida sendiri. Peran bioteknologi lainnya dalam bidang pertanian dan perkebunan adalah dengan ditemukannya teknik kultur jaringan. Berbagai cara dilakukan manusia mulai dari penyilangan yang menghasilkan varietas baru, perbanyakan vegetatif, hingga radiasi untuk mendapatkan sifat baru yang dapat dikembangkan. Teknologi pemupukan juga mengalami perubahan. Pemupukan alami dan buatan dari bahan sintesis telah dikembangkan untuk meningkatkan produksi pertanian. Perbanyakan vegetatif yang dikembangkan untuk meningkatkan produksi pertanian, antara lain setek, cangkok, dan kultur jaringan. Berbeda dengan setek dan cangkok yang dilakukan di lingkungan terbuka, kultur jaringan dilakukan di laboratorium. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi dan menumbuhkan bagian tanaman atau jaringan tersebut dalam medium buatan secara aseptik
Teknik kultur jaringan
merupakan suatu teknik memperbanyak tumbuhan dalam skala besar dan waktu yang singkat. Teknik kultur jaringan dibuat dengan mengambil sel atau jaringan pada tumbuhan, bisa melalui potongan kecil daun, akar, batang, atau bagian tumbuhan yang lainnya. Potongan tumbuhan tersebut lalu ditumbuhkan di suatu medium yang telah dipersiapkan dan mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhan tumbuhan. Dari potongan tumbuhan tersebut, akan tumbuh menjadi individu baru yang utuh Teknik kultur jaringan ini menggunakan sifat totipotensi sel. Sifat totipotensi adalah sifat sel yang mampu menjadi satu individu baru utuh.
Langganan:
Postingan (Atom)